-->

Tips cantik dan sehat menyajikan berbagai info kecantikan, kesehatan,dan tentang wanita.

3 Manfaat Kiwi Berdasarkan Waktu Konsumsi: Lebih Baik Dimakan Pagi, Siang, atau Malam?

3 Manfaat Kiwi Berdasarkan Waktu Konsumsi: Lebih Baik Dimakan Pagi, Siang, atau Malam?


Tips Cantik & Sehat

Buah kiwi tidak hanya dikenal sebagai buah yang segar dan lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, banyak orang belum menyadari bahwa waktu konsumsi kiwi bisa memengaruhi manfaat yang diperoleh. Berikut adalah beberapa informasi menarik mengenai manfaat kiwi berdasarkan waktu pengonsumsian.

Manfaat Kiwi di Pagi Hari

Mengonsumsi kiwi di pagi hari memiliki manfaat yang sangat baik untuk sistem imun. Kiwi kaya akan vitamin C, bahkan kandungannya bisa lebih tinggi dibandingkan buah-buahan citrus seperti jeruk. Vitamin C berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh karena berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Selain itu, kiwi juga memberikan hidrasi dan energi yang cepat. Ini membuatnya cocok untuk dikonsumsi di pagi hari atau setelah berolahraga. Dengan mengonsumsi kiwi saat bangun tidur, tubuh akan mendapatkan asupan nutrisi yang langsung bekerja untuk meningkatkan energi dan stamina sejak awal hari.

Manfaat Kiwi Sebelum Tidur

Mengonsumsi dua buah kiwi satu jam sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Buah ini mengandung serotonin, yaitu zat kimia alami yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Kadar serotonin yang cukup membuat tubuh lebih rileks dan siap untuk tidur.

Selain serotonin, kiwi juga mengandung antioksidan yang dipercaya membantu meningkatkan kualitas tidur. Dengan mengonsumsi kiwi sebelum tidur, seseorang cenderung tidur lebih cepat, tidur lebih nyenyak, dan durasi tidur menjadi lebih panjang.

Manfaat Kiwi untuk Pencernaan

Kiwi memiliki kandungan serat yang tinggi, yang sangat penting untuk menjaga fungsi pencernaan tetap lancar. Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan membuat proses pencernaan lebih teratur. Selain itu, kiwi juga mengandung enzim actinidin yang mampu membantu memecah protein, termasuk protein hewani dan gluten.

Karena kemampuan ini, kiwi dapat membantu meringankan masalah pencernaan dan membantu orang yang mengalami sembelit. Mengonsumsi dua buah kiwi setiap hari bisa membantu memastikan BAB tetap lancar.

Kesimpulan

Dari ketiga manfaat tersebut, terlihat bahwa kiwi bisa dikonsumsi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Jika ingin meningkatkan imun, konsumsi di pagi hari. Jika ingin tidur lebih nyenyak, makan satu jam sebelum tidur. Dan jika ingin menjaga kesehatan pencernaan, kiwi bisa dimakan kapan saja sepanjang hari.

Dengan memahami waktu optimal untuk mengonsumsi kiwi, Anda bisa memaksimalkan manfaatnya secara efektif.

Lima Fakta Mengerikan tentang Dampak Gula yang Lebih Berbahaya daripada Rokok

Lima Fakta Mengerikan tentang Dampak Gula yang Lebih Berbahaya daripada Rokok

Lima Fakta Mengerikan tentang Dampak Gula yang Lebih Berbahaya daripada Rokok

Bahaya Kecanduan Gula yang Tidak Terlihat

Di tengah berbagai ancaman kesehatan yang sering kali dianggap sepele, kecanduan gula mulai mendapat perhatian dari para ahli kesehatan global. Meski rokok sudah lama dikenal sebagai sumber penyakit kronis, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan bisa memiliki dampak serius yang tidak kalah mengkhawatirkan. Berikut lima fakta penting tentang efek gula yang perlu diketahui:

1. Gula Memicu "Addiction Loop" pada Otak

Menurut studi yang diterbitkan oleh British Journal of Sports Medicine, konsumsi gula secara berlebihan dapat memicu reaksi dopamin pada otak yang mirip dengan efek nikotin. Proses ini membuat seseorang sulit berhenti mengonsumsi makanan manis dan memicu kecanduan jangka panjang.

Efek ini bekerja secara halus dan tidak disadari, sehingga kecanduan gula sering kali tidak terlihat seperti kecanduan rokok. Padahal, dampaknya bisa sama membahayakan. Para ahli menyebut mekanisme ini sebagai "addiction loop", yang membuat seseorang terus-menerus ingin mengonsumsi makanan manis.

2. Risiko Penyakit Kronis yang Lebih Kompleks

Konsumsi gula berlebihan terkait langsung dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, serta fatty liver disease (penumpukan lemak di hati). Beberapa penyakit ini bahkan menjadi penyebab kematian terbesar di dunia modern.

Berbeda dengan rokok yang efeknya sering muncul lebih lambat dan terfokus pada organ tertentu seperti paru-paru, gula bekerja secara sistemik dan memengaruhi banyak organ sekaligus. Ini membuat risiko kesehatannya lebih kompleks dan sulit diatasi.

3. Gula Menyerang Banyak Organ Sekaligus

Jika rokok terutama merusak paru-paru dan sistem pernapasan, gula bekerja secara sistemik. Menurut Harvard School of Public Health, konsumsi gula tambahan (added sugar) dapat memicu inflamasi, mempercepat penuaan sel, serta merusak metabolisme.

Dampak gula tidak terlihat langsung, tetapi menghancurkan perlahan dari dalam. Hal ini membuatnya sangat berbahaya karena sering kali tidak disadari hingga kondisi kesehatan memburuk.

4. Konsumsi Lebih Sulit Dikendalikan

Beda dengan rokok yang memiliki label peringatan keras dan regulasi ketat, gula terdapat pada hampir semua produk makanan modern. Mulai dari roti, saus, minuman kemasan, hingga camilan, semuanya mengandung gula tambahan yang membuat kontrol konsumsi menjadi lebih sulit.

Inilah alasan mengapa para ahli menyebut gula sebagai "toxic modern" yang beredar bebas tanpa disadari masyarakat. Kehadirannya yang masif membuat pengendalian konsumsi sangat sulit dilakukan.

5. Lebih Mudah Masuk ke Tubuh Anak dan Remaja

Gula sangat mudah diakses oleh anak-anak dan remaja. WHO melaporkan bahwa angka obesitas pada remaja meningkat pesat karena konsumsi minuman manis (sugar-sweetened beverages).

Ini membuat bahaya gula bersifat lintas generasi. Meskipun rokok tetap merupakan ancaman kesehatan serius, fakta ilmiah menunjukkan bahwa kecanduan gula bisa lebih berbahaya, terutama karena sifatnya yang adiktif. Dampaknya pada banyak organ, penyebarannya yang masif, dan sulitnya pengendalian konsumsi membuatnya menjadi ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan.

Kesadaran dan Pengaturan Pola Makan

Kesadaran dan pengaturan pola makan menjadi langkah penting untuk menghindari bahaya kesehatan jangka panjang akibat konsumsi gula berlebihan. Dengan memahami dampaknya, kita dapat mengambil tindakan preventif agar tidak terjebak dalam kecanduan yang tidak terlihat namun sangat berbahaya.


7 Keju Sehat dengan Protein Tinggi dan Kalsium Alami untuk Menu Harian Bergizi

7 Keju Sehat dengan Protein Tinggi dan Kalsium Alami untuk Menu Harian Bergizi

7 Keju Sehat dengan Protein Tinggi dan Kalsium Alami untuk Menu Harian Bergizi

Keju: Makanan Bergizi yang Bisa Dikonsumsi Setiap Hari

Keju sering dianggap sebagai makanan yang perlu dihindari saat menjalani pola hidup sehat. Namun, jika dipilih dengan tepat, keju justru bisa menjadi sumber gizi penting bagi tubuh. Produk olahan susu ini mengandung protein, kalsium, fosfor, dan berbagai vitamin yang membantu menjaga kekuatan tulang serta fungsi otot dan saraf.

Ahli gizi sepakat bahwa keju dapat dinikmati setiap hari selama memperhatikan jenis dan porsinya agar asupan kalori, lemak, dan natrium tetap terkendali. Ukuran sajian keju umumnya sekitar satu ons atau setara empat dadu kecil, sehingga rasa tetap didapat tanpa membuat kalori melonjak.

Berikut adalah tujuh jenis keju yang sering direkomendasikan karena nilai gizinya lebih seimbang dan mudah dikombinasikan dengan menu harian:

  • Cottage Cheese
    Cottage cheese menempati posisi teratas karena kandungan proteinnya tinggi dan tersedia dalam opsi rendah lemak yang ramah untuk diet. Dalam satu cangkir cottage cheese rendah lemak, tubuh memperoleh protein dalam jumlah besar serta kalsium yang mendukung kepadatan tulang. Perhatikan kandungan natrium pada produk ini dan pilih varian rendah garam agar tekanan darah tetap terjaga.

  • Parmesan
    Parmesan dikenal dengan rasa gurih tajam yang membuat masakan lebih sedap walau digunakan sedikit saja. Keju keras ini lebih rendah laktosa sehingga relatif lebih nyaman bagi beberapa orang yang sensitif terhadap produk susu. Parmesan juga kaya kalsium, sehingga taburan tipisnya pada pasta atau sup sudah membantu mencukupi kebutuhan mineral harian.

  • Feta
    Feta memiliki tekstur lembut dan cita rasa segar yang cocok untuk salad atau hidangan Mediterania. Keju ini mengandung lemak jenuh lebih rendah dibanding beberapa keju keras, sehingga lebih ramah untuk jantung. Karena kandungan garamnya cukup tinggi, porsi feta sebaiknya tidak berlebihan dan diseimbangkan dengan sayuran segar.

  • Keju Kambing
    Keju kambing menawarkan aroma khas dan rasa yang kuat dalam berbagai bentuk, mulai dari lembut hingga keras. Kalorinya relatif lebih rendah dan rasa yang intens membuatnya cukup dipakai sedikit untuk memperkaya hidangan. Tambahkan pada salad, pasta, atau roti panggang untuk sensasi gurih tanpa perlu banyak lemak tambahan.

  • Keju Swiss
    Keju Swiss terkenal dengan lubang-lubang alaminya dan rasa ringan yang mudah disukai. Jenis ini menyimpan probiotik yang membantu kesehatan pencernaan karena proses pematangannya tidak melibatkan pemanasan ulang. Keju Swiss juga lebih rendah natrium dibanding banyak keju lain, sehingga aman dinikmati lebih sering.

  • Mozzarella Rendah Lemak
    Mozzarella rendah lemak menjadi favorit di dapur modern karena serbaguna dan teksturnya lembut. Keju ini cocok untuk pizza, sandwich, dan salad tanpa menambah terlalu banyak kalori. Kandungan kalsiumnya membantu menjaga kekuatan tulang, sementara rasa netralnya memudahkan dikombinasikan dengan berbagai bahan.

  • Ricotta Rendah Lemak
    Ricotta rendah lemak memiliki tekstur lembut dan rasa ringan yang pas untuk menu manis maupun gurih. Satu sendok ricotta dapat menambah protein tanpa membawa lemak jenuh berlebihan, sehingga sesuai untuk yang memantau kolesterol. Keju ini enak dipadukan dengan buah beri, roti gandum, atau pasta sebagai sumber energi yang lebih seimbang.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, keju bisa menjadi bagian dari pola makan sehat jika dipilih dengan bijak dan dikonsumsi sesuai kebutuhan. Utamakan jenis yang tinggi protein dan kalsium serta lebih rendah lemak jenuh dan garam untuk mendukung kesehatan jangka panjang. Dengan porsi yang tepat dan kombinasi menu seimbang, keju tetap bisa dinikmati setiap hari tanpa rasa khawatir.







Kacang Sebabkan Kembung? Ini Penyebabnya, Jenis yang Lebih Baik, dan Cara Memasak yang Tepat

Kacang Sebabkan Kembung? Ini Penyebabnya, Jenis yang Lebih Baik, dan Cara Memasak yang Tepat

Kacang Sebabkan Kembung? Ini Penyebabnya, Jenis yang Lebih Baik, dan Cara Memasak yang Tepat

Manfaat Kacang dan Cara Mengurangi Ketidaknyamanan Pencernaan

Kacang-kacangan dikenal sebagai makanan yang kaya akan nutrisi. Mereka menyediakan protein nabati, vitamin, mineral, dan serat dalam satu porsi yang mengenyangkan. Namun, banyak orang akhirnya menghindari kacang karena sering mengalami perut kembung, begah, atau buang angin setelah mengonsumsinya.

Reaksi ini terjadi karena kacang termasuk keluarga legum seperti lentil, buncis, kedelai, dan kacang polong yang kaya serat fermentabel. Di dalam kacang terdapat oligosakarida, yaitu serat yang tidak dapat diolah oleh enzim pencernaan manusia. Saat oligosakarida mencapai usus besar, bakteri baik memfermentasinya dan menghasilkan gas sebagai produk samping. Proses fermentasi inilah yang menimbulkan rasa penuh di perut, kram, dan bunyi-bunyi pada sebagian orang.

Jenis Kacang dan Tingkat Ketidaknyamanan

Kadar oligosakarida berbeda pada tiap jenis legum sehingga tingkat ketidaknyamanan juga tidak selalu sama. Kacang polong hijau, lentil, dan kedelai cenderung memiliki kandungan oligosakarida lebih tinggi. Sementara itu, kacang fava, buncis, dan kacang merah dikenal relatif lebih ramah untuk pencernaan. Pemilihan jenis kacang dapat membantu menurunkan risiko kembung tanpa harus menghilangkan legum dari menu harian.

Teknik Pengolahan yang Efektif

Cara lain yang efektif adalah merendam kacang kering sebelum dimasak dengan air. Perendaman membantu meluruhkan sebagian oligosakarida sehingga kacang menjadi lebih mudah diproses tubuh. Hasil penelitian menunjukkan perendaman satu hingga tiga jam dalam air hangat mampu menurunkan senyawa pemicu gas secara signifikan. Air rendaman sebaiknya dibuang dan diganti air baru sebelum proses perebusan dimulai. Langkah ini turut mengurangi sisa oligosakarida yang ikut larut selama perendaman. Air rebusan juga bisa diganti setelah matang untuk menekan kandungan serat fermentabel lebih lanjut. Strategi sederhana ini terbukti menurunkan risiko kembung hingga puluhan persen tergantung jenis kacang.

Penyesuaian Bertahap ke Dalam Pola Makan

Pengenalan kacang secara bertahap ke dalam pola makan juga memberi hasil positif bagi kenyamanan usus. Lonjakan asupan serat yang mendadak sering membuat sistem cerna kewalahan dan memicu gejala tidak nyaman. Menambah porsi sedikit demi sedikit memberi waktu adaptasi bagi bakteri usus. Pengalaman banyak orang menunjukkan keluhan biasanya berkurang setelah satu hingga dua minggu konsumsi rutin.

Pentingnya Pemasakan yang Tepat

Kacang mentah atau kurang matang mengandung lektin yang dapat mengiritasi saluran cerna. Pemasakan hingga benar-benar matang menonaktifkan lektin dan membuat kacang aman dikonsumsi. Kacang kaleng umumnya sudah melalui pemanasan sehingga aman, meski tetap baik dibilas sebelum disajikan.

Manfaat Kesehatan Kacang

Di balik tantangan pencernaan, kacang memiliki segudang manfaat kesehatan. Protein nabati pada kacang membantu perbaikan jaringan dan menjaga rasa kenyang lebih lama. Seratnya berperan mengatur gerak usus sekaligus menstabilkan gula darah. Kacang juga menyumbang antioksidan dan fitonutrien yang melindungi sel dari kerusakan. Kandungan folat, zat besi, dan magnesium mendukung produksi energi dan kesehatan darah. Oligosakarida bertindak sebagai prebiotik yang memberi makan bakteri baik. Keseimbangan bakteri usus berkaitan dengan imunitas, peradangan yang lebih rendah, dan penyerapan mineral.

Studi Populasi dan Manfaat Jangka Panjang

Data penelitian populasi menunjukkan konsumsi legum berasosiasi dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Asupan kedelai rutin juga ikut berkaitan dengan perlindungan terhadap lonjakan gula darah. Konsumsi legum sekitar tiga cangkir per minggu dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik. Manfaat lain yang sering terlihat meliputi penurunan kolesterol LDL dan tekanan darah.

Tips untuk Mulai Mengonsumsi Kacang

Dengan pengolahan tepat dan porsi bertahap, kacang dapat menjadi sahabat pencernaan. Memulai dari satu sendok makan per hari adalah langkah aman bagi perut sensitif. Perlahan menambah porsi memberi ruang bagi tubuh untuk menyesuaikan diri. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membawa keuntungan gizi besar tanpa drama perut. Kacang pun kembali layak hadir di meja makan sebagai sumber nutrisi yang lezat dan ramah tubuh.


Cerita polos siswa: dari berat badan hingga keinginan menu MBG yang lebih beragam

Cerita polos siswa: dari berat badan hingga keinginan menu MBG yang lebih beragam


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah pusat telah mulai berjalan di berbagai sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Program ini bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada siswa secara gratis, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan konsentrasi belajar. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai pelaksanaan program MBG di berbagai sekolah.

Respons Siswa terhadap Program MBG

Banyak siswa merasa terbantu dengan adanya program ini. Kebanyakan dari mereka mengaku merasakan manfaat langsung seperti meningkatnya nafsu makan, tubuh lebih bertenaga, serta pengeluaran jajan yang berkurang. Namun, tidak semua siswa puas dengan menu yang diberikan. Beberapa siswa menyampaikan kritik terkait variasi rasa dan jenis menu yang dinilai masih perlu ditingkatkan agar lebih sesuai dengan selera anak muda.

Azzam, seorang siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta, mengatakan bahwa MBG sangat membantunya dalam memenuhi kebutuhan makanan harian. Menurutnya, menu yang disajikan lezat dan bergizi. Ia juga mengaku nafsu makannya meningkat sejak adanya MBG. Bahkan, jika ada teman yang tidak menghabiskan makanan, biasanya mereka akan menghabiskannya bersama karena menunya terasa nikmat.

Menu favorit Azzam pun beragam, tetapi ia menyampaikan satu catatan lantaran menu berbahan ikan yang cukup sering membuatnya sedikit bosan. Ia berharap pihak penyedia bisa mencoba menu baru agar tidak terlalu monoton.

Dampak Finansial terhadap Siswa

Selain manfaat kesehatan, program MBG juga memberikan dampak positif secara finansial. Bilqis, seorang siswi SMK Negeri 6 Yogyakarta, merasa terbantu secara finansial karena program ini membantu mengurangi pengeluaran uang jajan. Ia menyampaikan bahwa meski snack yang disajikan terkadang menggunakan bahan tertentu, namun secara keseluruhan menunya tetap enak.

Tyas, pelajar dari SMK Negeri 2 Yogyakarta, merasa puas dengan rasa makanannya. Ia mengatakan bahwa makanan yang didistribusikan di sekolahnya enak-enak semua dan tidak ada yang tidak enak. Keyla, siswi SMK Negeri 6 Yogyakarta, justru merasakan dampak paling signifikan dari program ini. Berbeda dari yang lainnya, ia mengaku berat badannya meningkat secara sehat.

Dukungan dari Orang Tua

Dukungan terhadap program MBG tidak hanya datang dari siswa, tetapi juga orang tua. Orang tua dari Sabda Gaharu, siswa SD Kanisius Condongcatur, Sleman, mengapresiasi konsep penyajian yang disesuaikan dengan usia anak. Mereka berharap tidak ada masalah ke depannya dalam penyajian, terkait isu keracunan.

Pelaksanaan Program di Sekolah

Agus Maryanto, Kepala SMPN 1 Wonosari, mengatakan bahwa SPPG Wonosari menjadi mitra penyedia. Jumlah penerima MBG-nya mencapai 650 anak. Agus menyebut kualitas layanan dan keselamatan pangan tetap terjaga. Ia juga menyampaikan antusiasme siswa pada pekan-pekan pertama sangat tinggi. Komunikasi dengan SPPG menjadi kunci kelancaran program tersebut.

Di SMK Negeri 6 Yogyakarta, SPPG Purbayan II menjadi mitra penyedia makanan. Penanggung jawab MBG di sekolah tersebut, Suwartini, mengaku bahwa sejak awal pelayanan yang diberikan oleh SPPG Purbayan II sangat baik. Jika ada menu yang tidak disukai siswa, pergantian menu langsung dilakukan keesokan harinya.

Dampak Akademis dan Perubahan Kebiasaan

Dalam dua bulan awal, dampak akademis belum terlihat signifikan. Namun secara umum, siswa menyambut MBG dengan antusias, bahkan ada yang meminta porsi tambahan. Suwartini percaya jika orang tua mendukung pembiasaan makan sehat di rumah, dampak MBG akan semakin terasa.

Kesimpulan

Pelaksanaan MBG menunjukkan satu hal penting di mana program makan bergizi tidak sekadar mengisi perut, tetapi juga membentuk kebiasaan baru dan menanamkan kembali budaya makan sehat di tengah generasi yang kian akrab dengan makanan instan. Jika komitmen ini dijaga, MBG bukan hanya akan mengenyangkan, tetapi juga mencerdaskan dan ini akan menjadi sebuah investasi yang manfaatnya jauh lebih besar di kemudian hari.


Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Makan Bergizi Gratis Kebayunan, Tapos, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025).

Back To Top