-->

Tips cantik dan sehat menyajikan berbagai info kecantikan, kesehatan,dan tentang wanita.

CISDI: Polusi Udara Picu Penyakit Jantung

CISDI: Polusi Udara Picu Penyakit Jantung

CISDI: Polusi Udara Picu Penyakit Jantung

Dampak Kesehatan Polusi Udara yang Perlu Diwaspadai

Polusi udara tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Menurut Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan penurunan fungsi koginitif.

Dalam rangkaian kampanye udara bersih di Jakarta, Fahrial Kautsar, Policy and Advocacy Manager CISDI, menjelaskan bahwa data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta per Oktober 2025 menunjukkan lebih dari satu juta masyarakat Jakarta telah terpapar infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal ini menunjukkan betapa seriusnya kondisi kualitas udara di ibu kota.

Fahrial juga mengungkapkan hasil riset yang menunjukkan bahwa kelompok rentan seperti pekerja informal di luar ruangan, anak-anak, lansia, dan masyarakat berpenghasilan rendah mengalami dampak lebih parah dari polusi udara. Mereka memiliki akses terbatas terhadap upaya mitigasi seperti penyaring udara atau layanan kesehatan.

Peran Tata Kota dalam Memperburuk Kualitas Udara

Hernani Yulinawati, akademisi di bidang Teknik Lingkungan, menjelaskan bahwa perspektif tata kota juga memengaruhi kualitas udara Jakarta. Dia menyebutkan bahwa perembetan perkotaan (urban sprawl) dan minimnya ruang terbuka hijau semakin meningkatkan kadar polusi udara. Hal ini menunjukkan bahwa solusi untuk mengatasi polusi udara tidak hanya terletak pada kebijakan lingkungan, tetapi juga pada perencanaan kota yang lebih berkelanjutan.

Peran Masyarakat dalam Mengurangi Polusi Udara

Harits Kamaaluddin, pendiri komunitas Menemukenali, menyerukan partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi polusi udara. Ia mengajak masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup rendah emisi, menggunakan transportasi umum, memantau kualitas udara harian, serta mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup. Tindakan sederhana ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Kampanye Instalasi “Langit (Seharusnya) Biru”

CISDI juga meluncurkan kampanye instalasi udara bersih bernama “Langit (Seharusnya) Biru” di Jalan Kendal, kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas. Instalasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi kualitas udara Jakarta yang semakin mengkhawatirkan.

Project Lead for Air Pollution Campaign CISDI Wisya Aulia Prayudi menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap isu polusi udara masih rendah. “Kesadaran publik terhadap dampak jangka panjang polusi udara juga masih rendah, dan lebih jauh lagi, terdapat kesenjangan antara kesadaran dan aksi,” ujar Wisya.

Contohnya, banyak masyarakat yang sadar akan kualitas udara yang buruk, namun masih banyak orang yang tidak melindungi diri seperti menggunakan masker yang efektif ketika berada di luar ruangan.

Pesan Penting dari Instalasi

Instalasi “Langit (Seharusnya) Biru” menampilkan visual langit yang kontras, dari langit kusam yang berubah menjadi langit biru dengan seruan bahwa langit seharusnya berwarna biru. Visual ini menggambarkan kontras antara kondisi nyata dan kondisi ideal kualitas udara Jakarta saat ini.

Pada bagian dalam instalasi terdapat pesan kampanye yang merepresentasikan pikiran masyarakat mengenai kondisi udara yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. “Instalasi ini secara langsung ingin mengajak masyarakat berhenti sejenak dan menyadari bahwa langit biru adalah hak semua orang. Instalasi ini menjadi pintu masuk untuk memahami isu kualitas udara dan kenapa langit bisa berubah warna karena polusi,” ujar Wisya.

Rumah Lembap dan Berjamur? Bahaya Kesehatan & 5 Solusi Efektif

Rumah Lembap dan Berjamur? Bahaya Kesehatan & 5 Solusi Efektif

Rumah Lembap dan Berjamur? Bahaya Kesehatan & 5 Solusi Efektif

Penyebab dan Dampak Ruangan Lembap

Ruangan yang lembap merupakan kondisi ketika tingkat kelembapan udara di dalam ruangan berada di atas batas normal, biasanya lebih dari 60%. Kondisi ini membuat udara terasa basah dan pengap, sehingga ruangan menjadi kurang nyaman. Kelembapan tinggi bisa terjadi karena berbagai faktor seperti musim hujan yang disertai kurangnya sinar matahari, kebocoran air, atau ventilasi yang tidak memadai.

Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, kelembapan berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk pertumbuhan jamur, lumut, dan bakteri. Hal ini dapat mengakibatkan flek hitam pada dinding atau langit-langit, merusak furnitur, serta berdampak negatif terhadap kesehatan jika tidak segera ditangani.

Dampak Ruangan Lembap terhadap Kesehatan

Kelembapan tinggi dalam ruangan dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Lingkungan yang lembap menjadi tempat ideal bagi kuman dan jamur untuk berkembang. Tanpa aliran udara yang baik, kuman akan tetap berada di area tersebut dan lebih mudah menginfeksi siapa pun yang tinggal di dalamnya.

Studi yang dilakukan di Swedia pada tahun 2017 dan dipublikasikan dalam Clinical and Experimental Allergy menunjukkan bahwa tingkat kelembapan dalam rumah memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan saluran napas, mulai dari hidung, rongga sinus, tenggorokan hingga paru-paru. Selain itu, kerusakan rumah akibat air seperti atap yang bocor atau munculnya bercak jamur pada dinding dikaitkan dengan rinosinusitis kronis, yaitu peradangan jangka panjang pada sinus serta munculnya polip hidung.

Cara Mengatasi Kondisi Ruang yang Lembap

Untuk mengurangi kelembapan di dalam ruangan dan mencegah pertumbuhan jamur, berikut beberapa cara yang dapat diterapkan:

  1. Temukan Sumber Kelembapan
    Langkah pertama dalam mengatasi kelembapan adalah mencari sumbernya. Kelembapan bisa berasal dari AC, pipa, atau atap yang bocor. Jika jamur sudah muncul di area seperti dinding, jendela, atau lantai, segera bersihkan agar tidak menyebar ke bagian lain. Saat membersihkan, gunakan masker dan sarung tangan untuk melindungi diri dari paparan jamur.

  2. Pastikan Ventilasi Udara Terpasang
    Menambahkan jendela atau ventilasi adalah cara efektif untuk mengurangi kelembapan. Pastikan ruangan memiliki aliran udara yang cukup agar tidak terus-menerus menghirup udara yang sama. Buka jendela kamar sekitar lima kali seminggu selama 15 menit. Jika tidak memungkinkan, pasang ventilasi di bagian atas pintu untuk menjaga sirkulasi udara optimal.

  3. Gunakan Exhaust Fan
    Exhaust fan berbeda dari kipas angin biasa karena terpasang di langit-langit atau dinding bagian atas dan berfungsi menyedot udara dari dalam kamar. Alat ini sangat efektif untuk mengurangi kelembapan, terutama pada kamar tanpa jendela atau ventilasi.

  4. Hindari Menumpuk Barang dalam Kamar
    Menumpuk barang di dalam kamar dapat menghambat sirkulasi udara dan meningkatkan kelembapan. Lakukan penyortiran dan hanya simpan barang yang benar-benar diperlukan. Kamar yang lebih lapang tidak hanya membuat udara lebih kering, tetapi juga terasa lebih nyaman dan tidak pengap.

  5. Pasang AC atau Dehumidifier
    Pemasangan dehumidifier adalah alternatif untuk mengurangi kelembapan berlebih di dalam ruangan. Dehumidifier bekerja dengan menjaga kadar kelembapan tetap pada tingkat ideal. Selain itu, setelah ruangan dibersihkan dari jamur, lakukan pengecatan ulang menggunakan cat antijamur agar jamur tidak lagi tumbuh.


Back To Top